ITS News

Minggu, 15 Juni 2025
09 Juni 2025, 08:06

Tingkatkan Produktivitas Sorgum, KKN Abmas ITS Kembangkan Spouted Bed

Oleh : itskaii | | Source : ITS Online
Mahasiswa ITS bersama para petani Sorgum di kebun Sorgum area Tembalang, Jombang

(dari kiri) Adi Setiawan, Ir. Nur Husodo MT, Suryono, M. Afairur Ramadhan, dan Dr Eng Ir Achmad Dwitama Karisma ST MT ketika berada di Kebun Sorgum, Tembeleng, Jombang

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satunya diwujudkan melalui Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) ITS yang mengimplementasikan teknologi pengering Spouted Bed (unggun pemancar) gabah Sorgum. Inovasi ini diharapkan dapat mengatasi kendala pascapanen Sorgum di Indonesia.

Ketua tim KKN Abmas ITS Muhammad Eisyen Falechi Aditya memaparkan bahwa Sorgum merupakan  tanaman biji-bijian yang dapat memberikan banyak manfaat, khususnya dari biji dan batangnya. Selain itu, Sorgum juga dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi ekstrim dan mudah untuk ditanam pada berbagai jenis lahan. “Tanaman ini memiliki potensi untuk menjadi pengganti gandum,” tuturnya.

Sayangnya, produksi Sorgum di Indonesia masih terbilang rendah. Selama lima tahun terakhir, produksi tanaman yang mampu tumbuh hingga empat meter ini hanya meningkat 1.581 ton, yakni dari 6.114 ton menjadi 7.695 ton. Salah satu penyebabnya adalah proses pengeringan Sorgum yang masih menggunakan metode konvensional. “Pengeringan Sorgum masih bergantung pada cuaca dan memakan waktu yang cukup panjang, yaitu hingga tujuh hari,” ungkap Mahasiswa Teknik Kimia Industri ITS itu.

Berangkat dari problematika tersebut, Tim KKN Abmas ITS mengimplementasikan teknologi pengering unggun pemancar sebagai solusinya. Pria yang akrab Eishen itu menjelaskan bahwa teknologi ini memanfaatkan udara panas untuk mengeringkan gabah Sorgum. Alhasil, pengeringan Sorgum dapat lebih efektif tanpa harus bergantung pada cuaca. 

Lebih detailnya, teknologi ini bekerja dengan menempatkan gabah dalam kolom pengering dan memanaskannya menggunakan udara panas.  Selanjutnya udara panas tersebut akan membentuk arus yang membuat gabah bergerak dinamis untuk memastikan pemanasan terjadi secara merata. Mekanisme ini menyebabkan uap air yang berada dalam Sorgum cepat berpindah sehingga membuat penurunan kadar air terjadi secara efisien.

Prototipe Spouted Bed yang tengah diuji coba oleh Tim KKN Abmas ITS

Prototipe Spouted Bed yang tengah diuji coba oleh Tim KKN Abmas ITS

Lebih lanjut, Eisyen menuturkan bahwa dalam proses pembuatan unggun pemancar ini  tim KKN Abmas ITS awalnya membuat prototipe berkapasitas 10 kg. Kemudian, prototipe tersebut  diperbesar hingga berkapasitas 100 kg gabah untuk diaplikasikan di lapangan. Selain kapasitas, konsumsi energi sistem juga ditingkatkan, khususnya pada sirkulasi udara panas dalam sistem. “Pada proses perancangan ini tim kami juga melibatkan para mitra petani untuk umpan balik dan sarannya,” jelasnya.

Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki oleh alat ini juga terletak pada segi kebutuhan bahan bakarnya. Mahasiswa angkatan 2022 itu menjelaskan, sistem pemanas pada alat ini dirancang agar dapat menggunakan limbah pertanian sebagai bahan bakar alternatif. Ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mendukung keberlanjutan energi lokal di daerah petani Sorgum.

Untuk memastikan keberlanjutan teknologi ini, Tim KKN Abmas ITS juga memberikan sosialisasi dan pelatihan intensif kepada petani lokal. Lebih lanjut para mahasiswa juga melakukan demonstrasi serta menyediakan modul teknis agar pada petani mampu mengoperasikan alat secara mandiri. “Kami memastikan alat ini didesain agar mudah digunakan oleh para petani,” paparnya.

Kegiatan KKN Abmas ITS ini merupakan upaya ITS untuk menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-dua dan ke-sembilan, yakni tanpa kelaparan serta Industri, inovasi dan infrastruktur. Eisyen berharap, tim yang dibimbing oleh Dosen Departemen Teknik Kimia Industri ITS Dr Eng Ir Achmad Dwitama Karisma ST MT ini dapat membantu meningkatkan produktivitas Sorgum di Indonesia. (*)

Reporter: Khaila Bening Amanda Putri
Redaktur: Muhammad Fadhil Alfaruqi

Berita Terkait